Monday, March 16, 2015

KRISIS AKHLAQ

"Sesungguhnya engkau (wahai Muhammad) berada pada akhlaq yang agung " (Q.S Al-Qolam:4)



Melihat perkembangan terakhir ummat Islam di Indonesia tergambar dengan jelas betapa merosotnya akhlaknya sebagian ummat Islam. Dekadensi moral terjadi terutama dikalangan remaja. Sementara pembendungannya masih berlarut-larut dan dengan konsep yang tidak jelas.


Rusaknya moral ummat tidak terlepas dari upaya jahat dari pihak luar ummat yang dengan sengaja menebarkan berbagai penyakit moral dan konsepsi agar ummat loyo dan berikutnya tumbang. Sehingga yang tadinya mayoritas menjadi minoritas dalam kualitas. Keadaan semakin buruk ketika pihak aparat terlibat dan melemahnya peran ulama` dan tokoh masyarakat.

Padahal nilai suatu bangsa sangat tergantung dari kualitas akhlak-nya seperti dikemukakan penyair Mesir Syauki Bik, "Suatu bangsa sangat ditentukan kualita akhlak-nya, jika akhlak sudah rusak hancurlah bangsa tersebut."

Hampir semua sektor kehidupan ummat mengalami krisis akhlak. Para mengalami pertikaian internal dan merebutkan vested interest dan jarang terkooptasi oleh kekuasaan yang dzalim. Para ulama`nya mengalami kemerosotan moral sehingga tidak lagi berjuang untuk kepentingan ummat, tetapi hanya kepentingan sesaat; mendukung status quo. Para pengusahanya melarikan diri dari tanggung jawab zakat, infaq dan sedekah, sehingga kedermawanan menjadi macet dan tidak jarang berinteraksi dengan sistem ribawi serta tidak mempedulikan lagi cara kerja yang haram atau halal. Para siswa dan mahasiswa terlibat banyak kasus pertikaian, narkoba dan kenakalan remaja lainnya.

Kaum wanita muslimah terseret jauh kepada peradaban Barat dengan slogan kebebasan dan emansipasi yang berakibat kepada rusaknya moral mereka, maka tak jarang mereka menjadi sasaran manusia berhidung belang dan tak jarang dijadikan komoditi murahan . Dan berbagai macam lapisan masyarakat muslim termasuk persoalan kaum miskin yang kurang sabar sehingga menjadi obyek garapan pihak lain termasuk seperti bentuk nyatanya pemurtadan semisal kristenisasi.


Pengertian akhlak:
Secara etimotogi bahasa akhlak dari akar bahasa Arab "khuluk" yang berarti tabiat, muruah, kebiasaan, fithrah, naluri dll (Lisnil Arab 1/889-892). Secara epistemologi Syar'i berarti seperti dikatakan Al Ghozali, akhlak adalah sesuatu yang menggambarkan tentang perilaku seseorang yang terdapat dalam jiwa yang baik, yang darinya keluar perbuatan secara mudah dan otomatis tanpa terpikir sebelumnya. Dan jika sumber perilaku itu didasari oleh perbuatan yang baik dan muliayang dapat dibenarkan oleh akal dan syariat maka ia dinamakan akhlak yang mulia, nammun jika sebaliknya maka ia dinamakan akhlak yang tercela (Ihya`Ulumuddin 3/46)


Memang perlu dibedakan antara akhlak dan moral. Karena akhlak lebih didasari oleh faktor yang melibatkan kehendak sang pencipta, sementara moral lebih penekanannya pada unsur manusiawinya. Sebagai contoh: mengucapkan selamat natal kepada non muslim secara akhlak tidak dibenarkan, tetapi secara moral itu biasa-biasa saja.


Sentral Akhlak
Akhlak secara teoritis memang indah tapi secara praktek memerlukan kerja keras. Oleh karena itu Allah SWT mengutus Nabi SAW-Nya untuk memberi contoh akhlak mulia kepada manusia.Pekerjaan itu dilakukan oleh Nabi SAW sebaik mungkin sehingga mendapat pujian dari Allah SWT, "Sesungguhnya engkau (wahai Muhammad) berada pada akhlak yang agung ".(Q.S Al-Qolam :4) Bahkan Rasulullah SAW sendiri bersabda : "Aku diutus untuk menyempurnakan Akhlak". Lebih dari itu beliau menempatkan muslim yang paling tinggi derajatnya adalah yang paling baik akhlaknya. "Sesempurna-sempurna iman seseorang mukmin adalah mereka yang paling bagus akhlaknya" (H.R Muslim)

Maka tak heran Aisyah mendiskripsikan Rasulullah SAW sebagai Al Qur`an berjalan ; "Akhlak Rasulullah SAW adalah Al Qur`an".(H.R.Bukhari)


Cakupan Akhlak Mulia :
Dimensi akhlak dalam Islam mencakup beberapa hal yaitu ;

  1. Akhlak kepada Allah SWT dengan cara mencintai-Nya, mensyukuri nikmat-Nya, malu kepada-Nya untuk berbuat maksiat, selalu bertaubat, bertawakkal, takut akan adzab-Nya dan senantiasa berharap akan rahmat-Nya.
  2. Akhlak kepada Rasulullah SAW dengan cara beradab dan menghormatinya, mentaati dan mencintai beliau, menjadi kaumnya sebagai perantara dalam segala aspek kehidupan, banyak menyebut nama beliau, menerima seluruh ajaran beliau, menghidupkan sunnah-sunnah beliau dan lebih mencintai beliau daripada diri kita sendiri, anak kita, bapak kita dll.
  3. Akhlak terhadap Al Qur`an dengan cara membacanya dengan khusyuk, tartil dan sesempurna mungkin sambil memahaminya, menghapalnya dan mengamalkannya dalam kehidupan riil.
  4. Akhlak kepada makhluk Allah SWT mulai diri sendiri, orangtua, kerabat, handaitaulan, tetangga dan sesama mukmin sesuai dengan tuntunan Islam.
  5. Akhlak kepada orang kafir dengan cara membenci kekafiran mereka, tetapi tetap berbuat adil kepada mereka berupa membalas kekejaman mereka atau memaafkannya dan berbuat baik kepada mereka secara manusiawi selama hal itu tidak bertentangan dengan syariat Islam dan mengajak mereka kepada Islam.
  6. Akhlak terhadap makhluk lain termasuk kepada menyayangi binatang yang tidak mengganggu, menjga tanaman dan tumbuh-tumbuhan dan melestarikannya dll.

Krisis Akhlak :
Apabila norma-norma akhlak mulia tidak dijalankan dengan baik bahkan cenderung dilanggar, maka akan terjadi apa yang dinamakan krisis akhlak. Sebagai contoh, kami kemukakan data-data terjadinya perusakan akhlak terutama kepada para remaja berupa narkoba : shabu-shabu, putow, heroin, ganja, ecstasi, morphin dll. Sasarannya mulai dari anak-anak sekolah dasar sampai perguruan tinggi, dari pengangguran sampai artis. Pengaruh buruk yang diperoleh adalah dapat merusak hati dan otak, meskipun pada tahap awal sipecandu merasa segar, gembira, fly, tidak tidur dan merasa berani. 



Pembentengan dari krisis Akhlak 
Tentunya ummat Islam tidak berjaya kalau melepaskan ajaran Islam dalam kehidupan mereka. Makanya, mereka harus kembali menghidupkan Islam sebagaimana yang telah dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya, Imam Malik pernah meriwayatkan : Artinya "Tidaklah berjaya akhir dari ummat ini melainkan berpegang dengan apa yang dipegang generasi pertama".



Kita harus kembali menghidupkan masjid sebagai pusat kegiatan ummat Islam. Memperkuat daya tahan rumah tangga dari ancaman dekadensi moral termasuk film-film ysng bobrok, menjaga disiplin dan keamanan sekolah serta memberikan lingkungan materi agama yang cukup serta menjaga daya tahan lingkungan masyarakat dari berbagai arus perusakan dan penyesatan, sekaligus mengaktifkan pemerintah untuk membentengi masyarakat dari berbagai bentuk kemaksiatan. 

 Wallahu A`lam. 

No comments:

Post a Comment